Ruang

Maret 30, 2011

The New Think and Grow Rich by Napoleon Hill

Spesifikasi Buku

Judul                               : The New Think and Grow Rich
Penulis                            : Napoleon Hill
Penerbit                          : Ufuk Press
Tempat & Tahun Terbit   : Jakarta, 2009 (Cetakan I: Maret 2009)
Penerjemah                     : Lulu Fitri Rahman dan Leinovar Bahfein
Penyunting                      : Mehdy Zidane
Isi                                   : 453 halaman (16 Chapter)
Kategori                          : Psikologi

“Sungguh memalukan, jika setiap generasi baru harus mencari cara meraih kesuksesan dengan coba-coba, padahal prinsip-prinsipnya sudah sangat jelas” (Andrew Carnegie)

Nama Napoleon Hill mungkin terdengar tidak akrab bagi sebagian pembaca awam, kecuali mereka yang suka dengan tema-tema motivasi. Hill adalah seorang penulis di Bob Taylor’ Magazine. Dia kemudian menjadi penulis buku rahasia-di-balik-kisah-kisah-sukses pengusaha dan tokoh terkemuka Amerika Serikat seperti Thomas A. Edison, Theodore Roosevelt, Henry Ford, dan Andrew Carnegie yang belakangan menjadi mentor Hill dalam berbisnis. Buku The New Think and Grow Rich ini merupakan jawaban Hill atas tantangan Andrew Carnegie yang memintanya meneliti dan menulis prinsip-prinsip kesuksesan orang-orang terkenal.
Berawal dari ide atau mimpi, seseorang dapat mencapai kesuksesannya. Sebagaimana tercantum dalam buku ini, prinsip kesuksesan Henry Ford adalah mengetahui dengan jelas apa yang di-inginkannya (hal 38). Mimpi tersebut menjadi tujuan dalam segala aktivitas Ford. Ide atau mimpi yang tertancap—dengan menggebu—dalam benak seseorang lalu mewujud sebagai keinginan yang sangat kuat. Keinginan, pada gilirannya, menstimulasi pemikiran dan tindakan kita agar sesuai dengan tujuan yaitu ide dan mimpi.
Ketika mempunyai keinginan, otak kita akan menjadi “magnet”. Seolah-olah benak yang termagnetkan itu menarik kekuatan-kekuatan, orang-orang, dan kondisi-kondisi kehidupan yang sesuai dengan pemikiran-pemikiran yang mendominasi kita.Kita harus memagnetkan pikiran kita dengan keinginan yang sangat kuat untuk mewujudkan mimpi. Prinsipnya adalah kesadaran tindakan agar sesuai tujuan. Dengan mengenal apa yang Anda lakukan, Anda akan mencurahkan seluruh upaya Anda untuk mencapai tujuan Anda, Anda akan semakin mewaspadai setiap peluang, dan Anda akan semakin cepat mengambil keputusan. Setiap tindakan yang Anda ambil pada akhirnya sampai pada pertanyaan: Apakah sasaran ini akan membantu saya untuk mencapai keinginan saya, tujuan keseluruhan saya, atau tidak? (hal 39-49)
Namun, adakalanya aktivitas yang dilakukan seseorang tidak sesuai dengan tujuan atau mimpi yang diinginkannya. Orang tersebut terkadang lupa akan mimpi yang ingin dicapainya sewaktu menjalani aktivitas keseharian. Untuk sesaat, ia larut dalam kegiatan-kegiatan lain yang menjauhkannya dari mimpi (cita-cita) awal. Jika tidak terus-menerus dipelihara, keinginan seseorang untuk mencapai mimpi akan melemah kemudian sirna. Hill menyampaikan bahwa autosugesti merupakan cara agar aktivitas seseorang tetap berada pada rel yang menuju terwujudnya mimpi. Autosugesti juga berperan untuk memunculkan keyakinan pada diri sendiri.
Dalam konteks itu, Hill mengemukakan arti penting kepercayaan diri seseorang dalam meraih keinginannya. Keyakinan artinya memiliki sebuah kepercayaan yang absolute dan tak tergoyahkan bahwa Anda bisa melakukan sesuatu. Agar Anda yakin terhadap diri Anda sendiri sebagaimana yang dimaksudkan Hill, keyakinan itu harus berada di level bawah sadar. Kalau Anda tidak memiliki kepercayaan diri total, kalau Anda masih ragu-ragu, maka Anda tidak memiliki keyakinan (hal 78). Dengan autosugesti, kita menanamkan keyakinan pada diri bahwa kita mampu menghasilkan mimpi menjadi kenyataan.
Kepastian tujuan dan keyakinan akan kemampuan diri seseorang demi meraih cita-cita pada gilirannya membutuhkan suatu pengetahuan khusus. Pengetahuan khusus menjadi suatu alat karena pengetahuan itu mengandung hal-hal teknis yang belum tentu dikuasai oleh sang pemilik mimpi (peraih tujuan). Hill menyarankan Master Mind bagi seseorang yang membutuhkan lebih banyak pengetahuan khusus daripada kemampuan atau keinginan untuk mencapai sesuatu. Master mind, di sisi lain, dibentuk dari individu-individu yang memiliki agenda yang sama, rasa penghayatan yang dalam terhadap misi, dan komitmen untuk mencapai tujuan yang sama. Master mind mewakili tingkat pemikiran tertinggi sebuah kelompok orang berpengetahuan, yang masing-masing menyumbangkan kemampuan, keahlian, latarbelakang terbaik mereka (hal 135).
Setelah pengetahuan didapatkan, pengetahuan itu harus diorganisasi dan digunakan, untuk sebuah tujuan yang pasti, melalui rencana-rencana yang praktis. Orang-orang sukses tidak pernah berhenti mencari pengetahuan khusus yang berhubungan dengan tujuan, bisnis, atau profesi utama mereka (hal 138). Penerapan pengatahuan khusus tersebut, kemudian, memerlukan imajiansi dan perencanaan terorganisasi agar kegiatan yang dilakukan terfokus pada pencapaian tujuan.
Dalam perjalanan mengorganisasikan pengatahuan khusus, sang peraih mimpi (pemilik keinginan) harus bersikap tegas yaitu memiliki kebiasaan mengambil keputusan dengan cepat, dan tidak tergesa-gesa jika ingin mengganti sebuah keputusan. Hill mengatakan bahwa ketegasan mensyaratkan keberanian. Disamping ketegasan, sikap lain yang harus dimiliki adalah kegigihan. Sikap kegigihan akan diuji terutama ketika seseorang menghadapi kritikan dan ketakutan akan kegagalan. Contoh nyata yang diberikan Hill tentang arti penting kegigihan yaitu perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW untuk mensyiarkan agama Islam. ”Saya menyarankan Anda membaca biografi Muhammad, seorang teladan umat manusia yang kegigihannya tiada banding dalam peradaban ini, khususnya yang ditulis oleh Essad Bey,” tulis Hill. (hal 311)
Pada bab-bab terakhir dalam bukunya Hill menjelaskan tentang kekuatan emosi cinta dan seks yang dapat disalurkan sebagai suatu daya kreatif yang dahsyat untuk berkarya; tentang alam pikiran bawah sadar sebagai sumber kekuatan dari kecerdasan tak terbatas; otak sebagai alat penangkap getaran pemikiran dari orang (otak) lain; serta indra keenam sebagai ”stasiun penangkap,” yang menyalurkan aliran gagasan, rencana, dan pemikiran ke dalam benak manusia.
Kalimat berikut menjadi agaknya mampu mencakup garis besar isi buku Hill. Dia menuliskan kemampuan untuk mengendalikan pikiran inilah yang merupakan satu-satunya jalan yang bisa kita gunakan untuk mengendalikan nasib kita sendiri. (hal 445)

Jika kau berpikir kau lelah, kau akan lelah,
Jika kau berpikir kau tidak berani, kau tak akan berani,
Jika kau ingin menang, namun kau berpikir kau tak bisa,
Hampir dipastikan kau takkan menang.
Jika kau berpikir kau kalah, kau kalah,
Karena di dunia kita akan menemukan,
Kesuksesan diawali dengan keinginan seseorang—
Semuanya ada dalam kondisi pikiran.
Jika kau berpikir kau cemerlang, kau akan cemerlang,
Kau harus berpikir tinggi-tinggi sampai menjulang,
Kau harus yakin pada diri sendiri sebelum
Kau bisa memenangi sebuah hadiah
Pertarungan kehidupan tidak selalu berpihak
Pada orang yang lebih kuat atau lebih cepat,
Tetapi cepat atau lambat orang yang menang
Adalah orang yang berpikir dia bisa!

Demikian, silakan pembaca menimbang karya Napoleon Hill ini serta menerapkan prinsip-prinsip mencapai kesuksesan yang diinginkan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar